Pencarian
Polling
Bagaimanakah Website Masjid Agung Jami Malang ?
 
Jumlah Pengunjung
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari Ini54
mod_vvisit_counterKemarin54
mod_vvisit_counterMinggu Ini3755
mod_vvisit_counterMinggu Lalu6040
mod_vvisit_counterBulan Ini20521
mod_vvisit_counterBulan Lalu23457
mod_vvisit_counterJumlah3108128

We have: 2 guests, 1 bots online
IP: 127.0.0.1
26 Apr, 2024



PostHeaderIcon Terbaru

Syaikhona Kholil

Lahir di Bangkalan, Madura pada 11 Jumadist Tsani 1235H. Wafat 29 Ramadhan 1343 H. Pendidikan Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Bangil (Pasuruan), Pesantren Kebincandi, Pasuruan, Pesantren Banyuwangi, dan Makkah Al Mukarramah.

Perjuangan/Pengabdian : Pengasuh Pesantren Kademangan, Bangkalan Madura

Kehadiran Syaikhona Kholil Bangkalan telah mengharumkan bumi Madura

Memang, kehadirannya ke dunia cuma sebentar, hanya 105 tahun. Namun, seluruh umurnya penuh manfaat. Kehidupannya yang tak mengenal lelah itu, diabadikan untuk pengembangan pesantren. Kiranya sangat wajar kalau Syaikhona Kholil Bangkalan dikukuhkan sebagai Bapak Pesantren Indonesia.

Pribadi Kiai Kholil sangat kharismatik. Berwibawanya nama Syaikhona Kholil, jelas disebabkan dalam dirinya terkumpul berbagai ragam keutamaan dan kesempurnaan, baik lahir maupun batin. Kesempurnaan keulamaannya sama sempurnanya dengan kewaliannya.

Dalam hierarki kewalian alam semesta, hampir semua wali Allah melihat Syaikhona Kholil sebagai wali Abdal (wali Allah yang mencapai paripurna, istiqomah dan rohani. Jumlah mereka di dunia ini ada tujuh. Para wali Abdal memiliki keistimewaan luar biasa, red.), bahkan terdapat waliyullah yang memandang sebagai Quthbul Gauts.

Banyak karomah yang dimiliki Kiai Kholil juga menunjukkan tingginya akan kewaliannya, dan banyaknya murid yang ternama menunjukkan tingginya derajat keilmuannya. Semua murid Syaikhona Kholil merasa bangga pernah berguru kepadanya. Berguru kepada beliau merupakan sesuatu yang prestisius.

Hampir ulama besar ternama di Madura dan jawa adalah murid Kiai Kholil. Selain itu, muridnya rata-rata berumur panjang, banyak diatas 90 tahun. Hal tersebut berkat doa Kiai Kholil  yang mendo'akan semua muridnya agar berumur panjang dan bermanfaat ilmunya.

Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Turmudzi, bahwa Abu Bakrah meriwayatkan, ada seorang bertanya kepada Rasulullah, ''Ya Rasulullah, siapa orang yang paling baik?" "Orang yang panjang umur dan baik amalnya,'' jawab Rasul. Laki-laki itu bertanya lagi, "Lantas siapakah yang paling buruk?" Rasul menjawab,"Orang yang panjang umurnya, tapi buruk amalnya."

Tampaknya doa Syaikhona Kholil terkabul, Allah menjadikan semua muridnya seperti yang sabdakan Rasulullah, dan muridnya tersebar di wilayah nusantara. Diantara ratusan muridnya itu, yakni Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, yang juga Pendiri Nahdlatul Ulama' (NU), KH. R As'ad Syamsul Arifin, Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Asembagus, Situbondo, KH Abdul Wahab Hasbullah, Pengasuh Ponpes Tambak Beras, Jombang, Pelopor diskusi cendekiawan Taswirul Afkar, dan mantan Rois A'am PBNU, KH Bisri Syansuri, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Mambaul Ma'arif, Denanyar, Jombang, dan pendiri Syarikat Islam Cabang Makkah, serta mantan Rois A'am PBNU, KH Bisri Mustofa, Rembang, KH Muhammad Siddiq, Jember, KH. Maskur, Singosari, Malang, Panglima Sabilillah, yang juga mantan Menteri Agama, KH Ridwan Abdullah, pencipta Lambang NU, yang juga kakek mantan Bupati Malang, (alm) Ir. H. Ibnu Rubianto, dan Ir. H. Soekarno, Proklamator Kemerdekaan RI, dan Presiden RI pertama.

Menurut penuturan KH R As'ad Syamsul Arifin, Bung Karno diakui sebagai teman Kiai As'ad. Meski Bung Karno tidak resmi sebagai murid Syaikhona Kholil, namun ketika sowan ke Bangkalan, Syaikhona Kholil sempat memegang kepala Bung Karno dan meniup ubun-ubunnya.

Menjelang akhir hayatnya, Syaikhona Kholil sering pergi ke Jombang, tempat pengajian Kiai Hasyim Asy'ari. Bahkan, kedatangan Kiai Kholil ke Tebu Ireng hanya untuk mendengarkan pengajian Kiai Hasyim Asy'ari. Hal ini suatu isyarat bahwa estafet perjuangan segera akan diserahkan kepada Kiai Hasyim Asy'ari, muridnya.

 
Selamat Datang di Website Resmi Masjid Agung Jami Malang - Indonesia , Kirimkan Kritik, Saran dan Informasi ke admin@masjidjami.com